Oleh : Dr. Noviardi Ferzi (Pengamat Perbankan)
DI era percepatan digital berbagai sektor harus beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal termasuk sektor keuangan dan perbankan. Pandemi Covid-19 mempercepat ke arah peradaban menuju revolusi industri 4.0, di mana layanan konsumen, termasuk layanan perbankan, dilakukan secara digital. Hal ini bakal mengubah wajah perbankan secara drastis.
Para ahli memprediksi, satu dasa warsa ke depan mesin dapat mengambil peran hingga 10-25 persen dari fungsi pekerjaan di bank, menaikkan kapasitasnya, dan memungkinkan pegawai bank fokus pada proyek dan pekerjaan yang bernilai lebih tinggi.
Dalam hal ini Konsultan Bancography di Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa bank-bank di Negeri Adidaya itu telah mengurangi kantor baru sejak 2013, di tengah kian berkembangnya layanan perbankan digital (digital banking).
Hal ini menunjukkan bahwa tren digital banking memang tidak terelakkan, dan hanya tinggal menunggu waktu sampai kemudian masyarakat benar-benar bermigrasi penuh menggunakan layanan perbankan berbasis digital.
Indikasi lain, pada 2019, sebanyak 2.400 kantor cabang bank ditutup, sementara pembukaan kantor cabang baru hanya 1.100. Artinya, ada selisih 1.300 kantor cabang yang hilang dalam setahun. Padahal lima tahun sebelumnya (2013-2018) jumlah selisih kantor cabang berkisar 800-1.000 per tahun.
Bank Jambi sendiri sadar akan ini, dan telah bersiap diri menghadapi Transformasi digital industri layanan perbankan dengan kerja sama dengan Amazon Web Services (AWS).
Kerja sama yang akan dilakukan adalah pengembangan sistem teknologi informasi Bank Jambi dengan teknologi cloud (komputasi awan) yang dimiliki oleh AWS.
Amazon Web Services adalah layanan berbasis cloud computing yang di sediakan oleh Amazon sejak tahun 2002. Pengembangan sistem teknologi informasi ini untuk mendorong digitalisasi bank ini.
Langkah ini merupakan strategi Bank Jambi untuk bisa bersaing dengan perbankan digital saat ini, untuk meningkatkan perannya dalam perekonomian daerah, berkontribusi untuk pemerataan ekonomi masyarakat yang berkesinambungan.
Bagi Bank Jambi Layanan digital keuangan harus dilihat sebagai peluang. Salah satunya adalah dengan implementasi transaksi non tunai, membangun digitalisasi dan otomasi, dengan infrastuktur pendukung dan mencari talent terbaik untuk mempercepat proses digitalisasi dan otomasi di lingkungannya.
Namun, keamanan digital wajib menjadi perhatian demi melindungi nasabah. Digitalisasi memang tren yang baik, tapi industri perbankan tidak boleh terlena dan terus menjaga keamanan transaksi nasabah, dengan manajemen risiko yang kuat untuk melindungi nasabah dari risiko pemanfaatan teknologi. Dalam hal ini Bank Jambi perlu untuk mempersiapkan SDM yang unggul dan melek digital.
Selain masalah digitalisasi tadi, dalam hal likuiditas Bank Jambi tergolong masih sangat baik. Kondisi ini menimbulkan tuntutan Bank bisa menyalurkan kredit sehingga pemulihan ekonomi daerah dapat berlangsung lebih cepat.
Program Transformasi Bank Jambi ke depan pun perlu diarahkan untuk memelihara dan terus meningkatkan skala dan kinerja bisnis pelaku usaha khususnya UMKM di pedesaan. Dengan demikian Bank Jambi dapat lebih mampu berdaya saing tinggi dan mampu berkontribusi positif bagi daerah.
Ke depan Bank Jambi diharapkan dapat lebih jeli menyalurkan kreditnya ke sektor-sektor produktif. Diharapkan dengan penyaluran kredit yang tepat, kondisi kesehatan bank milik pemerintah daerah ini dapat terjaga. Lebih daripada itu, penyaluran kredit ke sektor produktif diyakini mampu mendorong Bank Jambi untuk berekspansi lebih.
Lagi – lagi untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit kepada sektor produktif, Bank Jambi juga harus meningkatkan kemampuan infrastruktur SDM dan teknologi informasi.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menggencarkan kredit ke sektor produktif adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) dan pelaku usaha. Dengan demikian, ada peluang untuk menyalurkan kredit untuk program-program pembangunan kawasan untuk menggerakkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit secara sehat semakin besar.
Pengarahan kredit ke sektor produktif, khususnya infrastruktur, dapat membuat kesehatan Bank Jambi semakin apik. Pasalnya dengan kredit produktif, rasio non-performing loan (NPL) Bank terus menunjukkan tren membaik.
Pemerintah sendiri terus mendorong optimalisasi kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di daerah tempat beroperasinya, di kabupaten Kota di Provinsi Jambi.
Hanya saja BI, OJK dan Pemda harus mendorong agar Bank Jambi meningkatkan kualitas infrastruktur bidang perkreditan agar penyaluran kredit dapat dilakukan secara sehat, dengan tindakan pengawasan tertentu dan pemantauan realisasi action plan atas upaya perbaikan oleh manajemen.
Kepercayaan pemerintah ini karena Bank Jambi dinilai lebih memahami karakteristik, tantangan dan peluang di masing-masing daerah, agar menjadi lokomotif yang mendorong kemajuan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di daerahnya masing-masing. (***)
Discussion about this post