Jambiday.com, JAMBI- Membantah adanya politik uang atau money politic yang memicu keributan di TPS 23 Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Menurut Parcoyo, Ketua RT 31, korban yang menderita 15 luka jahitan di kepala, yang melakukan tindak kekerasan tersebut bukanlah suami dari Caleg PKN melainkan tim yang ikut serta ke TPS saat insiden terjadi.
“Bukan suami dari Caleg PKN itu yang melakukan kekerasan, tapi timnya. Saya tidak tahu apa yang dilempar ke saya, tahu-tahu dari kepala saya keluar darah yang banyak. Dan suami dari Caleg itu ada di depan dan menunjuk saya,” terang Parcoyo.
Untuk kronologis awal, diceritakan oleh Parcoyo yang didampingi oleh Haryanto, KPPS yang menderita patah tangan bahwa dirinya ditelpon bahwa ada suami Caleg yang merupakan ketua partai datang dan terjadi sedikit keributan.
Ketika itu masih berlangsung penghitungan suara untuk DPD RI, sekitar pukul 23.00 WIB malam.
“Anda ini ketua forum RT Payo Lebar kan, dan saya akui hal itu. Dan dia bilang bahwa saya ada main, saya ingat sekali dia ngomong gitu. Saya bisa pastikan dan membantah bahwa tidak ada menerima uang ataupun imbalan apapun dari Caleg lain seperti tuduhan itu,” jelas Parcoyo.
Laporan ke Polisi
Terkait insiden tersebut, Parcoyo mengakui telah membuat laporan ke Polresta Jambi. Dan saat ini semua bukti dan data telah mereka serahkan ke pihak polisi.
Hal yang sama diakui oleh Haryanto, KPPS 23 nomor 7 yang menderita patah tulang. Bahwa dirinya hanya melerai agar keributan tidak berlanjut di TPS.
“Iya, saya hanya melerai agar tidak masuk ke lokasi TPS. Karena kan tidak boleh ada yang masuk ke TPS selain petugas, dan sudah kami laporkan juga ke aparat soal kejadian ini,” jelas Haryanto.
Belum Masuk Ranah Bawaslu
Sementara itu, Bawaslu Kota Jambi berkata bahwa kejadian tersebut belum masuk ke ranah mereka. Kecuali ada laporan dari PKN secara resmi ke mereka. Atau pengawas TPS yang menjadi korban dari serangan tersebut.
“Saya ke TPS itu malam tadi, hanya memang ketika sampai di sana semua kejadian sudah selesai. Tapi kami tidak masuk ke ranah itu, kami hanya memastikan bahwa proses hitung berjalan baik dan logistik Pemilu juga cukup dan benar. Soal adanya dugaan politik uang, masih ditelusuri. Karena belum ada laporan yang masuk ke kami, jadi tidak bisa kami ikut campur soal insiden. Itu pidana umum, bukan ranah Bawaslu,” jelas Johan Wahyudi, Ketua Bawaslu Kota Jambi di media center Bawaslu, Kamis (15/02/24). (OYI)
Discussion about this post