Jambiday.com, JAMBI- Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Provinsi Jambi menjadi panggung penting bagi proses konsolidasi politik di daerah. Terpilihnya Cek Endra (CE) secara aklamasi sebagai Ketua DPD I Golkar Jambi pada 06 September 2025 lalu menandakan bahwa Musda bukan sekadar kemenangan personal, melainkan simbol kedewasaan politik dan bukti kemampuan menyatukan banyak pihak dalam satu barisan.
CE, Figur Berpengalaman dan Pemersatu
Cek Endra adalah tokoh yang kenyang pengalaman, tiga periode memimpin daerah dan kini duduk di DPR-RI sebagai anggota Komisi XII di bawah kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Rekam jejak itu menjadikan CE sosok yang kredibel memimpin partai sebesar Golkar di Jambi.
Lebih dari itu, Musda kali ini menunjukkan kepemimpinan CE sebagai figur pemersatu. Terbukti, dalam susunan formatur masuk pula nama-nama dari pihak yang sebelumnya berseberangan dengannya saat pencalonan Ketua DPD I. Hal ini menjadi bukti bahwa Golkar Jambi mampu menghadirkan titik rekonsiliasi yang matang, di mana perbedaan tidak lagi menjadi sekat, melainkan energi untuk memperkuat soliditas partai.
Komposisi KSB: Orang Pilihan yang Kompeten
Kepemimpinan CE juga ditopang oleh komposisi KSB (Ketua, Sekretaris, Bendahara) yang terpilih dengan mempertimbangkan kapasitas dan pengalaman.
Ketua: Cek Endra, tokoh berpengalaman, eks kepala daerah tiga periode, kini legislator DPR-RI di Komisi XII.
Sekretaris: Ivan Wirata, politisi dan birokrat berpengalaman, dua periode di DPRD Provinsi Jambi dan kini menjabat Wakil Ketua I.
Bendahara: Kemas Faried Al Farelly, kader muda potensial, dua periode duduk di DPRD Kota Jambi sekaligus Ketua DPRD Kota Jambi. Formasi ini mencerminkan keseimbangan antara pengalaman, kapasitas organisasi, dan regenerasi.
Strategi Besar Menuju 2029
Maka ini bukan sekadar “bagi-bagi jabatan”, melainkan strategi besar untuk mengamankan mesin partai jelang Pemilu 2029. Posisi Sekretaris adalah kunci organisasi: pengendali administrasi, penguat jaringan, sekaligus penghubung utama antar struktur partai.
Ke depan, Golkar dituntut lebih dari sekadar menjaga elektabilitas. Tantangan besar sudah menunggu: bagaimana memenangkan pertarungan politik 2029. Karena itu, struktur partai di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota harus terisi oleh figur-figur yang tidak hanya representatif, tetapi juga efektif. Konsepnya jelas: komposisi kepemimpinan Golkar di daerah akan melibatkan unsur kepala daerah, pimpinan DPRD, serta tokoh masyarakat dominan yang mampu mendongkrak suara pada pemilihan legislatif.
Golkar Jambi Untuk Kemaslahatan Umat
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menegaskan empat arahan penting bagi seluruh kader dan pengurus Golkar se Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi. Arahan ini menjadi pedoman bagi mesin partai dalam menjalankan tugas politik maupun pengabdian kepada masyarakat.
Pertama, Bahlil menekankan pentingnya kader Golkar wajib mendengar suara rakyat. Menurutnya, kehadiran partai politik hanya akan berarti jika mampu menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
Kedua, setiap pengurus Golkar diminta memastikan bahwa kebijakan dan penggunaan anggaran harus benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat. Golkar, kata Bahlil, tidak boleh melupakan tanggung jawab untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Ketiga, Bahlil mengingatkan agar kader Golkar menjauhi gaya hidup mewah dan sikap pamer atau flexing. Ia menegaskan, kader harus menunjukkan kesederhanaan dan menjadi teladan yang dekat dengan rakyat.
Keempat, politik tidak boleh hanya berhenti pada wacana, melainkan harus hadir di lapangan. Kader Golkar dituntut untuk menyapa rakyat, mendengar keluhan, sekaligus memberikan solusi nyata atas persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Golkar hadir untuk rakyat, bukan untuk pamer. Semua pengurus harus turun ke lapangan, bekerja dengan hati, dan menjadikan rakyat sebagai pusat perjuangan,” tegas Bahlil.
Menanggapi arahan tersebut, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi, Cek Endra menyatakan komitmennya untuk mematuhi instruksi Ketua Umum. Ia menegaskan akan mengawal langsung pengurus dan kader di semua tingkatan agar benar-benar menjalankan perintah tersebut.
“Kami di Jambi siap melaksanakan arahan Ketum Bahlil. Saya akan memantau langsung anggota DPRD baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dari Partai Golkar. Semua harus bekerja untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi,” tegas Cek Endra, Selasa (30/09/25).
Arahan ini diharapkan semakin memperkuat konsolidasi Golkar di Jambi sekaligus menegaskan arah perjuangan partai menuju Pemilu 2029. Dalam kerangka inilah, posisi Ivan Wirata menjadi sangat strategis. Ia dipandang sebagai figur organisatoris yang mampu menjembatani antara kepemimpinan Cek Endra dan kepentingan kader di akar rumput. Dengan pengalaman panjang, jaringan luas, dan loyalitas yang teruji, Ivan Wirata bisa menjadi “mesin penyolid” partai menuju kemenangan.
”Soliditas partai adalah kunci untuk menghadapi agenda politik ke depan. Golkar harus siap dengan kekuatan penuh menghadapi Pemilu 2029. Tentu saja berpedoman kepada himbauan dari Ketum Bahlil tadi,” tegas Bang Ivan Wirata (BIW), Selasa (30/09/2025).
Momentum Konsolidasi dan Rekonsiliasi
Kemenangan CE di Musda XI sekaligus menandai kesiapan Golkar Jambi menatap Pemilu 2029 dengan fondasi yang lebih solid. Kehadiran figur-figur yang sebelumnya berseberangan dalam satu kepengurusan memperlihatkan bahwa Golkar adalah partai besar yang mampu mengelola perbedaan menjadi kekuatan.
Musda XI dengan demikian bukan hanya peristiwa pergantian kepemimpinan, tetapi momentum konsolidasi dan rekonsiliasi. Cek Endra tampil sebagai simbol persatuan, sementara Ivan Wirata bersama jajaran pengurus lainnya menjadi penguat organisasi. Komposisi ini membuktikan bahwa Golkar Jambi tengah menata diri untuk tampil sebagai kekuatan politik utama di masa depan. (OYI)
Discussion about this post