Jambiday.com, JAMBI– Kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini begitu sulit, ternyata dialami oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya pedagang, buruh, serta pekerja harian, para petani pun mengungkapkan kondisi sulit yang mereka alami saat ini ditengah anjloknya harga jual komoditas pertanian.
Kondisi itu dialami oleh hampir seluruh petani, khususnya di Provinsi Jambi yang memang hampir 80 persen masyarakatnya berprofesi sebagai petani, dengan komoditas unggulan seperti sawit, karet, kakao, kulit manis, kopi dan pinang.
Akibat dari anjloknya harga jual komoditas pertanian tersebut, para petani karet di Jambi merasakan kesulitan untuk membayar kredit hutang kepada pihak bank yang mana dahulunya digunakan untuk membangun kebun karet itu sendiri.
Merespon kondisi itu, anggota DPRD Provinsi Jambi, Elpisina dalam hal ini mendorong kepada pemerintah untuk mencarikan solusi bagi para petani karet di Jambi terkait dengan kredit macet kepada pihak Bank tersebut.
Putra asli Jambi kelahiran terusan Kabupaten Batanghari tersebut menyampaikan, agar pemerintah memberikan solusi bagi para petani yang dihadapkan dengan kondisi kredit macet tersebut dan harga jual komoditas unggulan Jambi yang tidak kunjung membaik.
“Saya pribadi mendorong kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk memberikan keringanan terhadap para petani karet yang saat ini sudah tidak mampu untuk membayar hutangnya kepada pihak bank,” ungkap putra asli Jambi tersebut, Rabu (13/12/2023).
Sosok yang dikenal dekat dengan berbagai kalangan mulai dari masyarakat kelas bawah hingga elit tersebut berharap agar pemerintah dapat membantu meringankan beban para petani dengan cara penghapusan kredit macet tersebut.
“Harapan saya, pemerintah dapat memberikan keringanan berupa pemutihan atau penghapusan kredit macet itu,” ujarnya.
Lanjut Elpisina, ia pun mendorong agar pemerintah membantu dalam memasarkan komoditas karet yang dihasilkan para petani baik di pasar nasional maupun internasional.
Caleg DPR RI PKB Dapil Jambi itu mengatakan bahwa harga jual komoditi unggulan Jambi yang anjlok membuat petani terbebani karena pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya hidup yang menurutnya saat ini cukup tinggi.
Oleh karena itu, kata dia pemerintah harus berupaya juga mengangkat perekonomian masyarakat Jambi seperti 3 tahun sebelumnya, dimana petani berbahagia dengan kondisi harga jual komoditi unggulan Jambi yang cukup tinggi.
“Pemerintah harus berupaya agar bagaimana nasib para petani tetap terjamin dengan profesi yang saat ini mereka lakoni, karena begitu banyak yang akhirnya memutuskan untuk tidak lagi bertani dengan pendapatan yang tidak sebanding tersebut,” tutupnya.
Harapan Elpisina itu, merupakan suara dari para petani yang sudah banyak menyampaikan keluh kesah mereka tentang keberlangsungan hidupnya ditengah anjloknya harga jual komoditas unggulan Jambi saat ini. (OYI)
Discussion about this post