SEJARAH terulang kembali, perpecahan di dalam internal organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kini menjadi 3 kepempimpinan pusat kian sampai ke tingkat cabang. Fenomena ini terjadi kembali di Kongres GMNI di Kota Bandung, yaitu barisan kongres ambon kubu Immanuel.
Hal ini sangat memacu para Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah mulai resah dan angkat bicara tentang persatuan yang telah lama menjadi impian para kader-kader GMNI ataupun para alumni GMNI.
Beberapa alumni GMNI yang pernah menduduki kursi jabatan sebagai Ketua Umum Atau Presidium pun sudah mulai resah akan fenomena yang akan menjerumuskan seluruh kader GMNI. Menjadi kader GMNI yang Gandrung akan kekuasaan dan perpecahan dan mulai memberi sinyal Bersatu dengan melakukan pembaharuan di internal GMNI yang akan merajuk asa lintas internasional.
Dengan GMNI yang kian melenting bahkan sampai internasional GMNI kini sudah melebarkan sayap sampai Rusia Yang dinahkodai oleh Bung Raiyen, yakni salah satu anak dari pendiri Persatuan Alumni GmnI ( PA GMNI ) yang menempuh study di negeri beruang putih tersebut.
Bung Rudi Tanjung dkk Alumni GMNI yang berada di Riau sedang dalam upaya membentuk GMNI negeri Malaysia, Singapura dan Brunei melalui para Mahasiswa/i Indonesian yang menempuh study di negeri seberang sana. Hal ini sangat penting, dimana GMNI yang berlandaskan ideologi atau pemikiran bung karno sangat dikagumi bukan hanya di Indonesia namun diluar negara Indonesia sosok bung Karno sangat dikagumi sejak beliau memproklamasikan kemerdekaan hingga beliau membantu negara negara untuk merdeka dan membangun persatuan asia-afrika serta hingga akhir hayat nya pun masih dikenang baik di Indonesia maupun negara negara besar diluar Asia-Afrika.
Adanya dukungan Para Alumni GMNI menjadi langkah awal akan terwujudnya GMNI satu. Hal ini menjadi momentum kader GMNI seluruh indonesia untuk segera mengambil langkah persatuan. Gerakan persatuan hanya akan terwujud jika kader-kader GMNI memanglah benar benar cucu idiologi kandung Bung Karno niscaya Gandrung akan persatuan.
Tulisan ini bukan untuk ceremony tanpa dasar, tapi untuk realisasi GMNI satu dengan bergerak melalui ruang diskusi lintas dunia dalam membangun jiwa nasionalis para generasi penerus bangsa Indonesia yang berada diluar Indonesia.
Dibalik itu semua, kader GMNI harus lah berbangga diri dengan Marhaenisme-Nya. Presiden Republik Indonesia Ke 8, H Prabowo Subianto Mencintai Sosok Bung Karno, hal tersebut bisa kita lihat Ketika Kunjungan Presiden Perancis, Imanuel Macron Dalam Kunjungan nya Presiden Perancis Tersebut Menunjuk Sosok Bung Karno Dan Bertanya : Siapa Orang Dalam Bingkai Besar Itu ? Presiden RI ke 8 pun Menjawab Dengan Suara Lantang, Ir Soekarno ( Bung Karno ) Tokoh Proklamator Dan Sebagai Ayah Angkat Saya Juga.
Tidak Hanya Dalam Kunjungan Presiden Perancis Saja Prabowo Subianto Pun Ketika Membuka Acara MBG. Mengatakan : Bahwa Dalam Diri Nya Itu Marhaen. Yang Di mana Dalam Acara Tersebut Adanya Cucu Dari Presiden RI Pertama Yaitu HJ.Puan Maharani Yang Sekaligus Ketua DPR RI. Tak Hanya Mengatakan Dalam Diri Nya Itu Marhaen Namun Prabowo Subianto Pun Mengatakan Bahwa Bung Karno Itu Adalah Ayah Angkat Beliau Juga dan Puan Maharani Sebagai Adik Nya.
Oleh Sebab Itu Menyambut Para Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah Yang Menginginkan Persatuan dan Pembaharuan Dalam Internal GmnI untuk Menuju Internasional. Para Kader Kader Yang Berada Di Jakarta Khususnya Sedang Menyiapkan Konsolidasi Nasional Yang Akan Di Gelar Di Kota Monumen Bersejarah Republik Indonesia ( Daerah Khusus Jakarta ) Untuk Membuat Sejarah Dengan Menggelar Islah Persatuan Dari 3 Pimpinan GmnI Saat Ini. Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya. (***)
Discussion about this post