Jambiday.com, BATANGHARI– Wakil Bupati Batanghari H. Bakhtiar hadiri peletakkan batu pertama dan peresmian pabrik kelapa sawit (PKS) masa depan PT Nusantara Green Energy. Pabrik bangun di Desa Simpang Jelutih, Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. Pabrik sawit yang dibangun akan menggunakan teknologi terbaru.
Acara ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Zulkifili Hasan, Gubernur Provinsi Jambi Alharis, Pejabat Bupati Tebo Aspan, para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Camat Batin XXIV, Para Kepala Desa se-Kecamatan Batin, serta tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan, Wakil Bupati Batanghari Bakhtiar menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Batanghari sangat mendukung sekali adanya pembangunan tersebut. Sebab hampir 42 persen hutan lahan yang ada di Batanghari.
” Mulai dari hutan industri dan sebagainya, di Batanghari ini, lahan perkebunannya kurang lebih mencapai sebanyak 133 ribu hektar. Sedangkan pabrik yang ada hanya ada 12 pabrik, jadi masih membutuhkan 8 pabrik lagi,” kata Wabup Bakhtiar.
Ia masih menyebutkan, semoga dengan adanya pabrik itu, ke depannya berjalan dengan sukses. Dan bisa sampai ke tengah-tengah perkebunan masyarakat, sehingga dapat mempermudah para petani di daerah setempat menyalurkan hasil pertaniannya.
” Pengembangan pangan maupun energi ketersediannya di Batanghari bisa dikatakan sangat tersedia. Kemudian nantinya, pengelolaan pangan dan bahan bakar segar maupun bahan baku industri ini juga akan di lakukan pengembangan lebih lagi untuk ke depannya,” imbuhnya
Dilanjutkan Bakhtiar, selain perkebunan, di Batanghari untuk perikanan juga menyumbang devisa untuk Negara, maka dari itu diharapkan dengan adanya PT Nusantara Green Energy ini dapat memajukan kesejahteraan petani yang ada di Batanghari.
Di samping itu, Gubernur Jambi Al Haris, saat ini di Provinsi Jambi, untuk perkembangan perkebunan kelapa sawit paling cepat adalah kebun rakyat. Sebab melihat kondisi harga yang mulai bergairah, banyak petani yang menebang kebun karet menggantikannya dengan kebun kelapa sawit.
” Di Provinsi Jambi saat ini telah memiliki 80 pabrik kebun sawit, dan dalam kebutuhan pabrik di Provinsi Jambi, kita masih membutuhkan 21 pabrik lagi. Dan ini telah berdiri satu pabrik baru sehingga tersisa 20 pabrik lagi yang dibutuhkan,” jelas Al Haris.
Al Haris juga menyebutkan, seiring dengan ekonomi Indonesia yang mulai pulih, dirinya berharap agar perusahaan-perusahaan pabrik tersebut dapat terus berinvestasi ditengah semangat petani yang mulai bergairah.
” Mulai sejak Juni, Juli dan Agustus ini, akan terjadi perubahan harga dengan kategori luar biasa, agar para petani merasakan sejahtera. Perlu juga diketahui, Provinsi Jambi juga merupakan wilayah yang hasil ekspornya sangat baik, sebab untuk ekspor untuk pertanian sangat berkembang pesat, seperti pertanian pinang betara, kayu manis dan lainnya,” ujarnya.
Bukan hanya itu saja, untuk Ekspor senditi, di Sumatera, untuk potensi pertanian ini masuk dalam peringkat ketiga. dengan kondisi tersebut, disaat keadaan pandemi mulai membaik, harga-harga di Provinsi Jambi kembali stabil.
” Untuk saat ini dan di masa mendatang, di pastikan Provinsi Jambi akan terus menjadi wilayah penyumbang terbaik, baik dari segi perkebunan, pertanian hingga pertambangan, terutama di Batanghari yang juga untuk hasil tambangnya dalam kategori baik,” tegas Al Haris
Sementara itu, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan, untuk mengatasi harga sawit di Provinsi Jambi, Pemerintah harus bisa mengajak para perusahaan menjadi rekan, dan para petani selalu dibina sehingga menjadi sejahtera tanpa ada tekanan.
” Dengan bersatunya kita semua, maka akan terciptanya Negara yang berdaulat dan Negeri menjadi stabil. Maka dari itu, dampak yang ditimbulkan akan membuat kondisi masyarakat semakin membaik, mulai dari segi ekonominya hingga kesejahteraan hidupnya,” harapnya.
“Dari pantauan yang dilakukannya di Provinsi Jambi ini, untuk kondisi sembako saat ini bisa dikatakan telah terakomodir. Mulai dari kondisi minyak curah sudah diharga 13 ribu rupiah, atau bisa dikatakan sudah terkendali. Bahkan untuk harga sembako lainnya seperti cabai, bawang dan lainnya juga dikatakan sudah stabil,” terang Zulkifli Hasan.
Dirinya juga menambahkan, untuk kondisi perkebunan sawit, dalam dua minggu ke depan, dapat dipastikan mengalami kenaikkan. Bahkan harga jual buah kelapa sawit, bisa mencapai angka 2000 rupiah bahkan lebih. (LAN)
Discussion about this post