Jambiday.com, JAMBI- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi, Hidayat, menginisiasi program “Sahabat Pangan Lapas” sebagai langkah nyata dalam mendukung Astacita Presiden Prabowo serta memperkuat program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas).
Program ini lahir dari komitmen jajaran pemasyarakatan di Jambi untuk menghadirkan kontribusi positif bagi bangsa, tidak hanya dalam bidang pembinaan warga binaan, tetapi juga dalam menjawab tantangan strategis di sektor pangan.
Melalui “Sahabat Pangan Lapas”, setiap lembaga pemasyarakatan di Jambi diarahkan untuk mengembangkan potensi lahan pertanian, peternakan, dan perikanan yang dikelola secara produktif dan berkelanjutan.
Hidayat menegaskan, inisiatif ini sejalan dengan semangat Astacita Presiden Prabowo yang menekankan kemandirian bangsa, keberlanjutan sumber daya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan Lapas, seperti ternak ayam petelur, tanaman jagung, penanaman padi, hidroponik dan lainnya. Program ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian pangan sekaligus membuka ruang pembinaan yang lebih konstruktif bagi warga binaan.
Lebih jauh, Hidayat menjelaskan bahwa hadirnya “Sahabat Pangan Lapas” tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga memberikan dukungan ekonomi bagi warga binaan. Hasil produksi yang dikelola akan masuk melalui skema Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian dialirkan kembali menjadi sumber pendapatan serta tabungan bagi warga binaan.
“Hal ini akan sangat bermanfaat ketika mereka kembali ke masyarakat setelah menghirup udara bebas, karena memiliki bekal ekonomi yang nyata untuk melanjutkan hidup lebih mandiri. Kita rubah mind set warga binaan, bahwa dengan kemampuan dan kemauan ada jalan perubahan pola hidup yang positif bagi mereka,” jelas Hidayat, Kamis malam (04/09/25) lalu.
Tak hanya itu, Kanwil Ditjenpas Jambi juga menciptakan program ketahanan pangan berbasis pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas/masyarakat, dan media. Model ini diharapkan dapat memperluas dampak ketahanan pangan dengan melibatkan berbagai pihak secara sinergis, sehingga Lapas dapat menjadi pusat pemberdayaan sekaligus bagian dari ekosistem pembangunan pangan daerah.
“Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Melalui Sahabat Pangan Lapas dan pentahelix ketahanan pangan, kita ingin memastikan bahwa Lapas bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas tantangan bangsa, sekaligus wadah yang mempersiapkan warga binaan lebih siap secara mental dan ekonomi saat kembali ke tengah masyarakat,” ungkap Hidayat.
Selain untuk mendukung pemerintah pusat, program ini juga diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Lapas, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar. Dengan begitu, pemasyarakatan di Jambi hadir tidak hanya sebagai institusi pembinaan, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan.
Diketahui, saat ini di setiap Lapas di Jambi telah memulai perencanaan Sabahat Pangan Lapas ini. Dan akan launching dalam waktu dekat, sekitar tanggal 25 September 2025 nanti di Lapas Muara Bulian. (OYI)








Discussion about this post