FIRMAN Allah: “Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadat Haji, nescaya mereka akan datang ke (rumah Tuhan)mu dengan berjalan kaki, dan dengan menunggang berjenis-jenis unta yang kurus yang datangnya dari berbagai jalan (dan ceruk rantau) yang jauh.” (QS. 22:27)
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima dan diwajibkan kepada setiap Muslim yang mampu, baik dari segi keuangan, fisik, maupun mental. Perjalanan ini bukan sekadar suatu kewajiban agama, tetapi juga sebuah perjalanan rohani yang mendalam untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana ibadah haji menjadi satu perjuangan spiritual yang sangat berharga dalam kehidupan seorang Muslim.
Pengenalan kepada Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan suatu bentuk ibadah yang paling komprehensif dalam Islam. Ibadah ini merangkumi kelima-lima rukun Islam. Ia melibatkan berbagai bentuk amalan, termasuk tawaf di sekeliling Kaabah, sa’i antara Bukit Safa dan Marwah, wukuf di Arafah, serta melontar jamrah di Mina. Malahan ibadah haji ini melangkaui ibadah jasmaniyah, rohaniyah, qalbiyah, maliyah, ilmiyah dan intimaiyah. Kesemua amalan ini dilakukan dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghapuskan dosa-dosa yang lalu, serta benar-benar menghambakan diri kepada-Nya.
Wukuf di Arafah: Puncak Ibadah Haji
Wukuf di Arafah dianggap sebagai puncak ibadah haji. Pada hari ini, jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa, bermunajat, dan memohon keampunan dari Allah, menyatakan kehambaan kepada Allah SWT. Saat ini menjadi waktu yang sangat mustajab untuk berdoa dan memohon rahmat Allah. Wukuf di Arafah mengajar kita tentang makna keinsafan dan penyesalan atas segala dosa yang telah dilakukan. Wuquf yang bermakna berhenti ini juga bagai satu isyarat berhenti dari segala kebergantungan kepada selain Allah. Berhenti berbuat keburukan, dosa, kerusakan, dan kezaliman. Ia juga mengingatkan kita tentang padang Mahsyar di mana semua manusia akan berkumpul pada hari kiamat untuk diadili oleh Allah.
Melontar Jamrah: Menolak Godaan Syaitan
Melontar jamrah adalah satu lagi rangkaian ritual haji yang unik dan penuh simbolik. Ia melambangkan penolakan terhadap segala godaan dan bisikan syaitan. Dengan melontar batu ke arah jamrah, jemaah haji memperbarui tekad mereka untuk menjauhi segala bentuk kejahatan dan godaan yang bisa menghalangi mereka dari mentaati Allah. Ia juga menjadi tanda kemenangan manusia dalam melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.
Tawaf: Mengelilingi Kaabah
Tawaf adalah salah satu rukun haji yang utama. Ia melambangkan pengabdian dan ketaatan yang penuh kepada Allah. Dalam proses mengelilingi Kaabah sebanyak tujuh kali, jemaah haji akan merasakan kebesaran Allah yang Maha Esa. Tawaf juga menjadi simbol perpaduan umat Islam dari seluruh dunia yang datang dengan tujuan yang sama – mengabdikan diri kepada Allah.
Sa’i: Perjuangan dan Pengorbanan
Sa’i merupakan amalan berjalan ulang-alik antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Amalan ini mengingatkan kita kepada perjuangan dan pengorbanan Siti Hajar yang berlari-lari mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail AS. Ia menjadi simbolik kepada usaha dan ikhtiar manusia dalam mencari rezeki dan pertolongan dari Allah. Melalui sa’i, jemaah haji diajarkan tentang kesabaran, kegigihan, dan kebergantungan sepenuhnya kepada Allah. Insapilah dimana Bunda Hajar berlari dari Safa ke Marwah dan sebaliknya mencari karunia Allah, ternyata keberkahan memancar di ujung kaki Ismail AS yaitu telaga Zamzam yang abadi hingga kiamat.
Penutup: Haji sebagai Transformasi Diri
Ibadah haji bukan sekadar satu ritual keagamaan, tetapi merupakan satu proses transformasi diri. Ia mengajarkan kita tentang kepatuhan, kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan. Setiap amalan dalam haji mempunyai makna yang mendalam dan menjadi peringatan kepada kita tentang hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia.
Melalui ibadah haji, seorang Muslim dapat mengenal Allah dengan lebih dekat. Ia memberi peluang untuk merenung dan muhasabah diri, menyucikan jiwa, dan memperbarui tekad untuk menjadi insan yang lebih baik. Perjuangan spiritual ini adalah satu perjalanan yang berkelanjutan, dan ibadah haji menjadi titik permulaan yang penting dalam perjalanan tersebut.
Sebagai kesimpulan, ibadah haji adalah satu anugerah yang besar dari Allah kepada umat Islam. Ia membuka pintu-pintu rahmat dan keampunan, serta menjadi medan untuk kita mendekatkan diri kepada Pencipta. Dalam perjuangan spiritual ini, kita belajar untuk mengenal Allah dengan lebih mendalam dan mengukuhkan iman serta ketakwaan kita. Semoga setiap langkah perjuangan dan pengorbanan dalam ibadah haji menjadi saksi kepada keikhlasan dan kecintaan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.
Makkah Mukarramah: 14 Juni 2024
Rusli Abdul Roni
Ketua Unit DCMT & Dosen
Kolej Pendidikan Berterusan (CCED)
Universiti Tenaga Nasional
email: rusli@uniten.edu.my
Discussion about this post