Jambiday.com, JAMBI- Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indeks Harga Konsumen (IHK) tentang Inflasi Provinsi Jambi yang sebesar 0,54 persen secara bulanan (month to month, mtm) pada Maret 2024 dinilai pengamat ekonomi Dr. Noviardi Ferzi sebagai kerentanan daya pangan yang menggerus daya beli masyarakat Jambi
“Jangan lihat angkanya yang naik 0,54 persen, karena dilapangan kenaikan harga pangan bisa mencapai 11 – 17 perse. Soal pangan di Provinsi Jambi masih sesuatu yang rentan, ketika soal pangan saja masih rentan, ya artinya kesejahteraan masyarakat dibawah kepemimpinan Gubernur Al Haris masih mengkhawatirkan, ratusan ribu orang masih berjuang melawan harga pangan, ” ungkapnya di Jambi (5/4) kemarin.
Menurut Noviardi Angka Inflasi Maret menempatkan Jambi di atas rata-rata inflasi nasional yang berada pada 0,52 persen. Secara tahunan (year on year, yoy), inflasi Provinsi Jambi tercatat sebesar 3,84 persen, juga lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang berada pada angka 3,05 persen.
Padahal menurut Noviardi Jumlah mobilitas manusia pada Lebaran 2024 yang diproyeksikan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu memberikan optimisme terhadap perekonomian Jambi yang sedang melambat.
Situasi ini diharapkan mendongkrak daya beli masyarakat. Tantangannya terletak pada inflasi pangan yang bisa menggerusnya. Nah, jika Gubernur Haris gagal menahan inflasi pangan daya beli masyarakat Jambi akan tergerus.
Pemicu utama inflasi di Provinsi Jambi diperkirakan berasal dari sejumlah komoditas kunci, termasuk ikan serai, kentang, bawang merah, daging ayam ras, dan bawang putih.
Cuaca buruk di perairan laut Kuala Tungkal disebut-sebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan harga ikan serai, berdampak pada pasokan ke pasar Kota Jambi dan mendorong harga naik. Hal ini diperparah dengan permintaan konsumsi yang tinggi menjelang momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2024. (RED)
Discussion about this post