Jambiday.com, JAMBI- Pekerjaan aspal pada proyek jalan sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saat pelaksanaan di lapangan. Beberapa hal yang sering kali disoroti dalam pekerjaan aspal antara lain komposisi campuran aspal, cara pemadatan aspal, dan suhu penghamparan aspal. Suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal. Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan antar agregat dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak. Inilah yang diutarakan oleh Waka I DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata yang turun langsung meninjau proses patching aspal di beberapa ruas jalan rusak di Kota Jambi.

”Temperatur atau suhu aspal harus tetap terjaga oleh karena itu posisi AMP (Asphalt Mixing Plant) harus disesuaikan dengan lokasi proyek. Posisi AMP yang baik adalah sebisa mungkin dekat dengan lokasi sehingga bisa menjangkau titik terjauh tanpa mengurangi kualitas. Alhamdulilah ini, AMP dekat dengan Kota Jambi yaitu di Sungai Gelam. Intinya, jangan lewat waktunya 8 jam, kalo lewat itu sudah dingin dan dipastikan hasil tidak maksimal karena aspal sudah dingin,” tegas Ivan didampingi oleh Samsul Riduan, di Jalan Kapten Pattimura, Senin (17/03/25).
Ditambahkan Ivan, tahapan pekerjaan aspal antara lain pencampuran, Menuangkan Aspal ke dump truck, Pemasokan ke alat penghampar (Asphalt finisher), Pemadatan awal, pemadatan kedua, dan pemadatan akhir. Semua tahapan tersebut mempunyai ketentuan temperatur/suhu yang berbeda-beda.

Dan salah satu penyebab kerusakan aspal yang sering terjadi adalah aggregat aspal sudah dingin ketika sampai di lapangan. Alasannya adalah jarak AMP (Asphalt mixing plant) dengan lokasi pengaspalan terlalu jauh. Namun alasan itu tidak bisa dibenarkan karena kontraktor terikat dengan spesifikasi dan kontrak.
Saat sedang meninjau jalan, Ivan didampingi Samsul menemukan adanya drainase yang tersumbat. Mengakibatkan air tidak berjalan optimal sehingga terbuang ke badan jalan. Pada kesempatan itu Samsul Riduan, meminta dengan tegas kepada warga agar segera membuat surat yang ditujukan kepada DPRD. Agar segera dicari solusinya, sehingga tidak menjadi keluhan lagi ke depannya.
”Ini kita temukan drainase yang tidak simetris, tidak lurus yang menyebabkan air tidak jalan. Salah satu penyebab jalan rusak selain ODOL, virus lain dari aspal adalah air. Dengan melubernya air ke aspal inilah yang menyebabkan jalan kita ini rusak. Alhamdulilah setelah turun dapat sumber masalahnya, insya Allah setelah kita identifikasi masalah dan dikoordinir melalui RT buat surat ke DPRD. Samo-samo kito selesaikan masalah ini biar jadi kewenangan DPRD untuk menyelesaikannya. Tentu dibantu juga oleh Pemkot, jika memang ada kewenangan mereka,” tambah politisi PDI Perjuangan ini.
Samsul Riduan menambahkan bahwa evaluasi terhadap sistem drainase dan proses pengaspalan sangat penting untuk mencegah kerusakan jalan di masa mendatang. Beliau menekankan perlunya perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang tepat agar hasil perbaikan dapat bertahan lama dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. (OYI)
Discussion about this post