Jambiday.com, MUARA SABAK– Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak, tumbuh semangat luar biasa dari para warga binaan yang tak pernah padam. Mereka bukan hanya menjalani hukuman, tetapi juga sedang membangun kembali masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan. Hal ini tampak jelas saat mereka mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dengan penuh kesungguhan. Bertempat di Aula Binadik, pelaksanaan ANBK diikuti lima warga binaan yang saat ini menjalani program pendidikan Kesetaraan Paket C.
Kegiatan ANBK ini merupakan hasil kerja sama antara Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak, Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan PKBM Dendang. Para peserta terdiri dari warga binaan yang mengikuti program pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C.
Di ruang ujian yang sederhana, para peserta terlihat fokus menatap layar komputer, menjawab soal demi soal dengan penuh keyakinan. Di tengah keterbatasan, mereka membawa semangat tak tergoyahkan. Sebagian besar dari mereka adalah mantan putus sekolah yang kini kembali diberi harapan melalui jalur pendidikan.
Kalapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak, Muda Husni, mengungkapkan rasa bangganya melihat semangat warga binaan dalam mengikuti asesmen ini. ANBK menjadi sarana penting untuk mengukur capaian literasi warga binaan. Sekaligus sebagai motivasi untuk terus belajar dan berkembang selama menjalani masa pidana.
“Kami sangat mengapresiasi semangat belajar warga binaan. Ini bukti bahwa mereka benar-benar ingin berubah dan memperbaiki diri. Dengan pendidikan, kami yakin mereka akan lebih siap kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik. Program ini merupakan bentuk perhatian kami terhadap hak pendidikan warga binaan. Dengan mengikuti ANBK, mereka tidak hanya belajar, tetapi juga dipersiapkan untuk menghadapi tantangan kehidupan setelah bebas nanti,” ungkap Muda Husni.
Sementara itu, Ketua PKBM Dendang, Rahmat Sodikin, S.Pd, yang menjadi mitra pelaksana kegiatan pendidikan di Lapas, turut menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin. Dirinya melihat antusiasme yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa meski berada dalam lingkungan terbatas, semangat mereka untuk belajar dan memperbaiki diri tidak surut. ANBK menjadi momen penting dalam menilai sejauh mana proses pembelajaran telah berlangsung,
“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani pembinaan. Kami bangga bisa menjadi bagian dari proses perubahan ini,” ujar Rahmat.

ANBK bukan hanya tentang nilai atau hasil akhir. Bagi para warga binaan, ini adalah momentum untuk membuktikan kepada diri sendiri dan keluarga bahwa mereka mampu bangkit dan berubah. Semangat mereka adalah pesan sunyi yang menggugah: bahwa harapan tak pernah benar-benar hilang, bahkan di balik jeruji besi.
“Dulu saya pikir semuanya sudah selesai. Tapi sekarang, saya punya mimpi lagi. Saya ingin bebas nanti bukan hanya sekadar keluar, tapi juga membawa harapan baru untuk keluarga saya,” ujar salah satu peserta ANBK, inisial DR dengan mata berkaca-kaca.
Dengan dukungan penuh dari pihak Lapas, Dinas Pendidikan, dan PKBM Dendang, kegiatan ini berjalan lancar dan penuh makna. Karena sesungguhnya, penjara bukan akhir dari segalanya melainkan awal dari kehidupan yang lebih bermakna.
Pelaksanaan ANBK ini juga merupakan bagian dari program pembinaan berkelanjutan yang bertujuan membekali warga binaan dengan kemampuan dasar yang dapat digunakan dalam proses reintegrasi sosial. Melalui kegiatan ini, diharapkan warga binaan tidak hanya mendapatkan pengetahuan formal, tetapi juga rasa percaya diri serta kesiapan untuk kembali dan berkontribusi positif di tengah masyarakat. (OYI)
Discussion about this post