Thursday, July 10, 2025
  • Jambiday
  • Disclaimer
  • Pedoman
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Perlindungan
No Result
View All Result
Bacaan Online Negeri Jambi
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK
Bacaan Online Negeri Jambi
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
Bacaan Online Negeri Jambi
No Result
View All Result
Home OPINI

Motor Rakitan Presiden VS Moge Walikota

by Redaksi
26/03/2022
in OPINI
0
1
VIEWS
PostTweetShareScan

Oleh : Dr. Noviardi Ferzi (Warga Kota Jambi)

Bacajuga

Jabatan Ganda Polisi Aktif Melanggar Undang-undang dan Cacat Hukum

Apa Itu Ambalat? Landas Kontinen Strategis yang Jadi ‘Join Development’ Indonesia Malaysia 

Sebuah Terima Kasih untuk Perludem: Harapan Baru bagi Penyelenggara Pemilu

MK Putuskan Pemilu Terpisah, KOPIPEDE: Demokrasi Butuh Prinsip, Bukan Sekedar Gonta-Ganti Format

Gaya Public Speaking Pemimpin Dunia: Dari Khamenei, Putin, Xi Jinping hingga Donald Trump, Mana Favoritmu? 

Kedamaian Dunia Tanpa Israel dan Zionis

APRESIASI dan hormat mendengar pidato presiden Jokowi dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (22/3) kemarin. Di acara itu Presiden mengaku jengkel dan gregetan melihat banyaknya barang impor dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh kementerian, pemerintah daerah dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suatu sikap sederhana namun patriotik dari kepala negara.

Sikap Presiden bukan pencitraan, karena selama ini Jokowi merupakan endorse utama produk barang dalam negeri, mulai dari baju, kemeja, jaket dan lainnya. Dari berbagai produk yang digunakan satu produk yang menurut saya ikonik, yaitu motor custom, motor rakitan anak bangsa yang bekerja di bengkel lokal dalam negeri.

Sikap presiden yang menghargai produk lokal ini patut diapresiasi.

Namun sikap ini berbanding balik apa yang terjadi saat ini. Sikap Presiden untuk mengutamakan produk dalam negeri berbanding terbalik dengan apa yang dipertontonkan pemimpin Kota Jambi. Buktinya, hanya satu hari setelah arahan presiden di Bali tersebut, sang Walikota menggelar event Jambi International Bike Week 2022 (JIBW) di Kota Jambi dalam rangka memperingati Ulang Tahun Ke-35 Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI). 

Lalu kaitannya apa ? Seperti kita ketahui Motor Gede adalah hoby mahal, meski mahal ini bukanlah jenis olahraga prestasi seperti Grand Prix Motor di Mandalika kemarin. Jadi, jika ada logika yang menyamakan, keduanya tetap hal yang berbeda. Satu berbasis hoby dan satunya olahraga prestasi. 

Nah dimana pangkal masalahnya. Lagi – lagi masalahnya adalah masalah produk dalam negeri seperti yang diminta presiden. Sudah rahasia umum, Motor gede (moge) sebagian besar merupakan produk impor yang dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Beberapa moge ada yang dijual dengan harga luar biasa tinggi hampir Rp 1 miliar hingga di atas Rp 1 miliar.

Karena produk impor yang mahal, pemerintah sudah menetapkan untuk motor-motor dengan kapasitas mesin di atas 250 cc akan diwajibkan membayar luxury tax alias Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Pajak tersebut yang membuat harga moge jadi meningkat signifikan. Namun, ada juga moge yang belum dikenai pajak, harganya sudah selangit. 

Maka ketika Walikota Jambi dengan berani menggelar event motor gede setelah arahan Presiden untuk mengutamakan produk dalam negeri merupakan hal yang tidak etis, bertolak belakang dengan perintah Presiden.

Sehingga ini bisa dikatakan sebagai even yang menunjukkan gaya hidup hedonis karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial, menyesuaikan norma hukum, kepatutan, kepantasan dengan kondisi lingkungan masyarakat.

Saat orang susah mereka ber moge ria, saat banyak orang yang harus berhenti kuliah, segelintir orang kaya memamerkan moge mahalnya, saat  PNS dan honorer pusing gara – gara TPP yang belum cair, malahan sang pemimpin memakai rumah dinasnya untuk jamuan Moge. Ironis yang wajib disuarakan.

Masalah mengutamakan produk dalam negeri ini, media Januari kemarin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan, bahkan telah membuka Kick-off Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Wisata Indonesia (Gernas BBI dan BWI) di Jambi. Namun, ironisnya, selang beberapa bulan Kota Jambi juga menjadi event motor gede produk impor yang mahal. Artinya, arahan Presiden Jokowi dan LBP akan hal ini tak diindahkan oleh seorang Walikota.

Kurangnya empati dari sang pemimpin. Menepikan nurani agar bisa tampil gagah – gagahan, tanpa rasa malu mengeber mesin mogenya. Mempertontonkan gaya hidup mahal di tengah warganya yang miskin. Sebuah perilaku yang tak menunjukkan sensitivitas sosial pada nasib masyarakat kecil. Padahal selaku pejabat mereka telah diminta untuk hidup sederhana.

Masalah hidup sederhana ini bukan Presiden berulang kali meminta jajarannya untuk hidup sederhana. Perintah ini telah diikuti oleh pejabat setingkat kementerian dan Kapolri. Bahkan Kapolri telah meminta jajarannya untuk bersikap sederhana sejalan dengan cita-cita mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

Perintah yang tertuang dalam Surat Telegram Nomor : ST/30/XI/HUM.3.4./2019/DIVPROPAM tertanggal 15 November 2019 yang berisi peraturan disiplin anggota Polri, kode etik profesi Polri dan kepemilikan barang mewah oleh pegawai negeri di Polri. Tentu saja sikap Presiden Jokowi, Menteri Luhut dan Kapolri akan produk dalam negeri dan hidup sederhana ini harus menjadi pegangan oleh semua pejabat publik, termasuk oleh Walikota Jambi. (***)

Tags: DR Noviardi Ferzi
Previous Post

Atiqah Hasiholan Bangkitkan Kembali Marsinah, Ratna Sarumpaet: Jangan Ada Lagi Cebong & Kampret

Next Post

Gubernur Al Haris Sampaikan Nota Pengantar LKPJ 2021

Next Post

Gubernur Al Haris Sampaikan Nota Pengantar LKPJ 2021

Melihat Kesiapan PT KBI
Dalam Ekosistem Perdagangan Karbon

Masnah Busro Tinjau Pilkades di Desa Bukit Baling

Beban APBN Menggendong IKN

DPRD Gelar Paripurna LKPJ Walikota Jambi Tahun 2021

Discussion about this post

Iklan

Kalender

July 2025
SMTWTFS
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031 
« Jun    
Bacaan Online Negeri Jambi

© 2021 PT Limo Konco Mandiri - Jalan Kapten Pattimura No 67, Telanaipura. Developed by Ara.

  • Jambiday
  • Disclaimer
  • Pedoman
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Perlindungan

Media Sosial

No Result
View All Result
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK