Jambiday.com, JAMBI- Viralnya video di Tiktok yang menunjukkan air menggenangi area dalam masjid Raya Tsamaratul Insan Islamic Center Jambi mendapat tanggapan keras dan tegas dari Wakil Ketua I DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata. Menurut Bang Ivan Wirata (BIW) kontraktor pelaksana proyek pembangunan Masjid Islamic Center Jambi tidak bekerja sesuai mutu dan spesifikasi yang ada.
Dalam pernyataannya, BIW menilai kejadian tersebut sebagai bentuk kelalaian serius dari pihak kontraktor. Ia menekankan bahwa proyek dengan nilai besar seperti pembangunan Masjid Islamic Center harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan memperhatikan kualitas.
“Ini sangat memalukan. Masjid yang dibangun dengan dana rakyat dan diharapkan menjadi ikon keislaman di Jambi, justru menjadi sorotan karena air hujan masuk dan menggenang di dalamnya. Ini jelas menunjukkan ada yang tidak beres dalam sistem drainase dan pelaksanaan proyek. Ditambah plafon yang tidak bagus juga, memperparah kondisinya. Pemprov Jambi harus tegas, kontraktor yang tidak bisa dibina, itu Binasakan,” tegas BIW via panggilan WhatsApp, Jumat (31/5).
BIW juga meminta kepada Sekda Provinsi Jambi agar menegur Dinas PUPR dan pengawas proyek untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pekerjaan kontraktor. Dan jangan lagi membahas terkait adanya dana sisa 5 persen untuk perbaikan ataupun maintainance yang belum dibayarkan kepada pihak rekanan.
“Jangan bahas soal dana 5 persen untuk perbaikan, itu untuk peliharaan yang kecil-kecil. Seperti eksterior yang kurang bagus dan butuh kerapian, bukan perbaikan skala besar. Kontraktor harus bertanggung jawab dan segera melakukan perbaikan. Jangan sampai ini menjadi preseden buruk dalam proyek-proyek pembangunan lainnya di Jambi,” tambahnya.
Dibuka pada Pebruari lalu, dan juga telah diumumkan secara langsung oleh Gubernur Jambi, Al Haris saat Sholat Hari Raya Iedul Fitri bahwa mesjid tersebut dibuka untuk umum, tentu menurut BIW akan memalukan dan menampar wajah pemerintah jika ikon keIslaman tersebut menjadi keluhan bagi masyarakat.
Ditambah dengan fungsi dari Islamic Center yang akan menjadi pusat pendidikan Islami, tentu semakin dikeluhkan masyarakat yang terganggu akibat situasi dan kondisi yang tidak kondusif tersebut.
“Bayangkan, jika masyarakat Jambi berbondong-bondong ke Mesjid, karena bangga dan antusias untuk ibadah secara beramai-ramai untuk melestarikan dan memakmurkan mesjid, malahan terganggu dengan air yang menetes dari palfon serta menggenang seperti ini. Astaghfirullah, mengganggu ibadah sholat adalah perbuatan yang salah,” keluh BIW dengan nada sesal.
BIW mengaku telah menerima laporan dan keluhan serta berbagai reaksi dari masyarakat yang mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek yang dibiayai oleh APBD. Banyak warga berharap pemerintah dan DPRD lebih ketat dalam pengawasan agar insiden serupa tidak terulang.
Diketahui bahwa Masjid Islamic Center Jambi sendiri merupakan proyek strategis yang digadang-gadang akan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan Islam di Provinsi Jambi. Proyek yang dikerjakan sejak tahun 2022 itu telah memakan dana APBD sebesar Rp 150 milyar. Bahkan akan mendapat dana tambahan sebesar Rp 13,5 milyar untuk penyempurnaan plafon, eksterior dan lainnya.
Tahap awal perencanaan proyek bangunan Islamic Center ini dirancang layaknya bangunan khas Timur Tengah. Di mana lantai bagian luar bangunan dibuat rapi bersih dan diisi tumbuhan hijau agar ramah lingkungan. Namun realitanya saat ini tidak menggambarkan hal tersebut.
Discussion about this post