Jambiday.com, JAMBI– Keresahan masyarakat dengan tambang batubara di Provinsi Jambi kian panas sampai minta Presiden Joko Widodo turun atasi ke Jambi.
Seperti di Desa Talang Pelita, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Masyarakat sangat menolak perusahaan melakukan penambangan. Sampai ungkapan harga mati masyarakat tidak bisa ditawar karena sudah meresahkan.
Keresahan itu diketahui akibat penggalian dekat rumah warga. Selain bising aktifitas pekerjaan tambang juga merusak alam. Seperti, kekeringan air serta merusak perkebunan warga Desa Talang Pelita.

Ketua RT di Desa Talang Pelita, Eko Sukaryanto berharap kegiatan tambang yang berada di dekat permukiman warga ini dapat dihentikan. Karena terdampak kepada masyarakat jika aktivitas penambangan batu bara tetap dilakukan.
“Harapannya penambangan batu bara yang dekat dengan permukiman warga tolong dihentikan. Karena serapan air terancam, sudah itukan nanti meninggalkan bekas. Jadi merusak lingkungan dan bekas galian takutnya jadi kolam, jadi bahaya bagi anak-anak,” ujarnya.
Terpisah, Ketua RT 01, Desa Talang Pelita, Usbiantoro mengatakan untuk lokasi tambang hanya berjarak sekitar 50 meter dari permukiman. Bahkan ada yang hanya berjarak belasan meter dari rumah warga.
“Terlalu dekat dengan permukiman masyarakat serta sumber air untuk kehidupan sehari-hari bisa kering,” jelasnya Minggu, 12 juni 2022.
Lasmin, warga Desa Talang Pelita mengatakan, terkait penambangan batubara sangat menolak melakukan aktivitas. Meski sudah ada galian tambang, masyarakat desa tetap menolak
“Harga mati tidak bisa ditawar-tawar dan masyarakat menolak perusahaan melakukan aktivitas penggalian karena merusak lingkungan,” tuturnya.
Subur, warga Desa Talang Pelita juga menolak adanya aktivitas tambang batubara di desanya. Dan ia berharap pemerintah dapat berpihak kepada masyarakat.
“Saya mohon sekali kepada Presiden Jokowi merima keluhan masyarakat karena ada tambang batubara dekat rumah warga,”katanya. (NST)
Discussion about this post