Jambiday.com, JAMBI – Penyakit HIV di Jambi kembali menjadi sorotan publik menyusul peningkatan kasus yang cukup signifikan. Sepanjang tahun 2024, tercatat 112 kasus HIV ditemukan di Kota Jambi, dengan 50 persen di antaranya disebabkan oleh hubungan seksual antar lelaki (LSL).
Yayasan Kanti Sehati Jambi melaporkan bahwa mayoritas penderita HIV adalah remaja berusia 16–17 tahun yang sudah melakukan LSL sejak usia lebih muda. Ironisnya, beberapa kasus bahkan ditemukan di lingkungan sekolah agama dan asrama.

Data terbaru capaian program menunjukkan langkah intervensi yang sudah berjalan. Hingga 30 Juni 2025, capaian penjangkauan kelompok MSM di Jambi telah mencapai 1.513 orang dari target 1.350 (112%), sementara untuk TG (Transgender) tercatat 201 dari target 211 (95%), dan PWID (Pengguna Jarum Suntik) tercapai penuh dengan 29 dari target 29 (100%).
Dalam hal VCT non-CBS, Kota Jambi juga mencatat hasil signifikan, yakni 879 MSM (109% dari target) dengan 16 orang terdeteksi HIV+ (2%), serta 129 TG (102% dari target) dan 19 PWID (112% dari target).
Selain itu, capaian pendampingan ODHA oleh Kanti Sehati melalui 8 indikator IU juga cukup menggembirakan. Antara lain, On ART (101%), dukungan psikososial (95%), serta PrEP sampai terima obat yang bahkan mencapai 571% dari target.
Ketua Yayasan Kanti Sehati Jambi, David Chandra Harwindo, menegaskan bahwa upaya penanggulangan HIV membutuhkan sinergi banyak pihak.
“Kami tidak hanya melakukan edukasi dan sosialisasi, tetapi juga memberikan dukungan serta pendampingan bagi ODHA. Saat ini daerah intervensi Kanti Sehati untuk dukungan dan pendampingan mencakup Provinsi Jambi dan Lampung, sedangkan untuk penjangkauan meliputi Jambi dan Kepulauan Riau (Kepri). Persoalan HIV ini tidak bisa diselesaikan sendiri, melainkan harus ada kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Edukasi kesehatan reproduksi serta penghapusan stigma terhadap ODHA menjadi kunci utama,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ir. H. Ivan Wirata, ST, MM, MT, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kasus HIV di Jambi, apalagi sudah menyasar usia remaja. Karena itu, kami meminta adanya sinergi semua pihak, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun lembaga adat Melayu Jambi di setiap kabupaten dan kota, untuk peduli terhadap generasi bangsa. Bersama-sama kita harus mencegah penyebaran penyakit menular, termasuk HIV/AIDS, demi masa depan Jambi yang sehat,” tegasnya.
Ivan juga menekankan pentingnya peran keluarga.
“Orang tua harus lebih waspada dengan lingkungan pergaulan anak-anaknya. Dengan pengawasan dan komunikasi yang baik, pencegahan bisa dilakukan sejak dini, sehingga generasi muda kita terhindar dari pergaulan berisiko dan penyakit menular berbahaya,” tambahnya.
Dengan capaian program dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan angka kasus HIV di Jambi dapat ditekan, serta generasi muda terlindungi dari ancaman penyakit menular ini. (OYI)
Discussion about this post