Jambiday.com, JAMBI– Seorang siswa SMA Negeri Titian Teras Abdurachman Sayuti, bernama M Raffi Diananta, mengalami luka-luka hingga harus dijahit di bagian pelipis dan bawah bibir sebanyak 6 jahitan.
Raffi dipukul oleh rekannya sesama siswa TT bernama DI pada 04 November 2021 yang lalu. Pihak sekolah diduga menutup-nutupi peristiwa pemukulan ini, bahkan kepada orangtua Raffi Diananta.
Orang tua Raffi, Rezni Dinanti mengatakan, dirinya mengetahui penganiayaan terhadap anaknya justru dari grup WhatsApp orang tua beberapa hari setelah anaknya dianiaya. Raffi dan DI bersama siswa lainnya tinggal di asrama sekolah.
“Pada saat kejadian saya tidak diinformasikan kalau anak saya dipukul dan luka sobek. Saya taunya dari grup orang tua setelah beberapa hari. Pihak sekolah menutup-nutupi kejadian ini. Kepala sekolah beralasan anak saya yang minta tidak diberitahukan kepada orang tua, padahal pihak sekolah yang sengaja menutup-nutupi,” kata Rezni kepada Inilah Jambi.com, mitra jambiday.com, 2 Desember 2021.
Menurut Rezni, penganiayaan yang dialami oleh anaknya terjadi di laboratorium komputer SMAN Titian Teras. Saat itu sekitar pukul 20.00 – 21.00 WIB anaknya dan pelaku sedang bersama-sama menggunakan komputer di ruangan itu.
“Tidak lama, Rafi mengajak pelaku kembali ke asrama, namun pelaku menolak ajakan tersebut sehingga Rafi bergurau dengan mematikan monitor komputer yang digunakan pelaku saat itu dan lekas keluar dari lab komputer tersebut,” kata Rezni.
Merasa tidak senang dengan gurauan Raffi, lanjut Rezni, pelaku lantas memukul korban dari belakang dan bagian wajah korban berkali-kali di bagian alis dan dagu. Korban bahkan hampir hilang kesadaran.
“Anehnya, anak saya oleh pamong asrama malah disebut melakukan pelanggaran, dan jika melakukan pelanggan sekali lagi maka korban akan diberikan sanksi drop out (DO),” kata Rezni.
Kepala SMA Titian Teras yang datang ke kantor asrama dan meminta korban dan pelaku untuk berdamai. Kemudian bertanya kepada korban apakah telah melaporkan kejadian tersebut ke orang tuanya.
Mendengar pernyataan dan pertanyaan dari kepala sekolah tersebut, korban meminta agar Kepala sekolah memberi tahu orang tuanya agar mendapat penanganan medis lebih lanjut namun permintaan korban ditolak dengan alasan menunggu rapat manajemen keesokan paginya.
Terdengar Kabar oleh orang tua korban.
Pada tanggal 5 November korban diminta untuk pindah dari asrama ke poliklinik oleh pamong asrama untuk beristirahat dan mendapat obat, dan berpesan ke perawat poliklinik agar tidak menghubungi orang tua korban sampai hasil rapat manajemen diputuskan, dan mengatakan bahwa orang tua korban akan dihubungi oleh kepala sekolah langsung.
Pada pukul 20.00 WIB orang tua korban menghubungi wali asrama untuk menanyakan kabar anaknya setelah mendapat kabar dari group WatsApp para orang tua bahwa telah terjadi pemukulan siswa.
Saat menanyakan kejadian pemukulan wali asrama terkesan menutup-nutupi hal itu dan malah bertanya balik dari mana orang tua korban mendapat informasi tersebut.
Setelah berkali-kali menyakan hal tersebut wali asrama menjawab bahwa telah terjadi pemukulan terhadap anaknya. Mendengar itu orang tua korban langsung melakukan penjemputan.
Orang tua korban merasa kecewa terhadap pihak sekolah karena pihak sekolah tidak memberitahu secara resmi bahwa anak kandungnya mengalami penganiayaan dan pemukulan.
Namun kepala sekolah SMA Titian Teras Pahrin Wirnadian beralasan kepada orang tua korban kalau korban lah yang meminta agar tidak memberitahu permasalahan kepada orang tuanya dengan segera.
Tidak Ada Lenyelesaian dari Pihak Sekolah.
Pada 06 November 2021, orang tua korban kembali menghubungi kepala sekolah untuk menanyakan kelanjutan dari permasalahan tersebut dan meminta menghubungi orang tua pelaku untuk melakukan rapat dengan tim manajemen sekolah SMA Titian Teras. Dan orang tua korban menunggu kepastian dari hasil rapat tersebut.
Kemudian pada 07 November sekitar pukul 19.30 WIB telah dilakukan visum terhadap korban di RS Bhayangkara Jambi.
Hingga tanggal 08 November, orang tua korban masih belum menerima konfirmasi dari pihak sekolah terkait penganiayaan terhadap M Raffi Diananta anaknya.
Rezni Dinanti, Orang tua korban, merasa kecewa terhadap pihak sekolah karena tidak segera memberikan informasi kejadian pemukulan dan penganiayaan serta tidak ada tindak lanjut atas permasalahan tersebut.
Saat ini, jambiday.com sedang berusaha mengkonfirmasi kepala SMA Titian Teras Pahrin Wirnadian terkait persoalan ini. (OYI)
Discussion about this post