Monday, October 27, 2025
  • Jambiday
  • Disclaimer
  • Pedoman
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Perlindungan
No Result
View All Result
Bacaan Online Negeri Jambi
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK
Bacaan Online Negeri Jambi
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
Bacaan Online Negeri Jambi
No Result
View All Result
Home DAERAH

TAMATAN LUAR NEGERI LEBIH HEBAT?

by Redaksi
28/04/2022
in DAERAH, OPINI
0
1
VIEWS
PostTweetShareScan

Oleh: Bahren Nurdin
(Dosen UIN STS Jambi: UGM – Indonesia / UKM – Malaysia / WSU – Australia)

Bacajuga

Koto Boyo dalam Cengkeraman Mafia Batu Bara: Sengkarut Izin, Uang, dan Kuasa

Bupati Fadhil Arief Tutup Turnamen Liga U35 Batang Hari dengan Pesan Persatuan dan Sportivitas

Public Speaking Blak-blakan Ala Purbaya

Program Nasional 800 Koperasi Merah Putih, Batang Hari Ikut Bergerak

Wakili Bupati Asisten I Setda Batang Hari Hadiri Rapat Koordinasi Tarkam Kemenpora 2025

Kepala BI Jambi: Jelajah Buku Inspiratif Dorong Literasi dan Refleksi Diri Lewat Karya Dee Lestari dan Agus Mulyadi

“Wow keren. Hebat ya, bisa kuliah di luar negeri.”

Berikut ini jawabannya.

SAYA awali dengan contoh kasus sebagai ilustrasi. Beberapa tahun lalu saya sempat berbeda pendapat dengan seorang professor (tamatan Barat) di kampus saya saat dia mengatakan bahwa tamatan Malaysia itu tidak dianggap alumni luar negeri dengan nada merendahkan.

Pernyataan itu disampaikan di forum akademik yang dihadiri oleh ratusan dosen. Beberapa alumni Malaysia kemudian meradang. Sampai-sampai Perhimpunan Alumi Malaysia (PAM) Cabang Jambi harus turun tangan. Namun, demi kemaslahatan bersama, dilakukan komunikasi untuk mencari solusi. Dimaafkan walau tetap jadi catatan sejarah.

Persoalannya, mengapa saya tidak setuju dengan pernyataan itu? Bukan karena alumni Malaysia tidak dianggap, tapi ada kesan yang ingin disampaikan bahwa tamatan luar negeri itu hanya mereka yang alumni Barat. Masak iya?

Tidak hanya karena kejadian itu, sebenarnya sejak lama saya juga sudah concern terhadap persoalan ini. Saya agaknya beda pendapat jika ada yang mengatakan bahwa tamatan luar negeri lebih hebat, lebih bagus, lebih wow. Pandangan semacam ini menurut saya (anda boleh berbeda) agak terlalu menjeneralisir.

Faktanya, ada dosen yang tamatan luar negeri tapi biasa-biasa saja. Di sisi lain, ada yang tamat dalam negeri, kampus tidak terkenal, tapi kiprah dan kontribusinya luar biasa.

Jika begitu, mari kita diskusikan. Pertama, harus dicatat bahwa ijazah itu (S1, S2, dan S3) adalah selembar kertas bukti administrasi bahwa seseorang telah menyelasikan pendidikannya di level tertentu setelah melewati berbagai syarat akademis (diatur oleh undang-undang yang berlaku). Sekali lagi, bukti administratif dengan alat ukur akademis. Bagi saya, ijazah itu baru berupa bahan mentah yang belum memberikan nilai apa pun.

Kedua, ijazah itu akan bernilai ketika dimanfaatkan untuk berkiprah dan berkontribusi. Dengan kata lain, ijazah itu hanyalah tiket untuk memberikan manfaat dirinya buat orang lain. Jadi, nilainya sudah bergeser dari yang bersifat administratif menjadi kontributif. Pertanyaannya bukan lagi tamatan mana, tapi bisa berbuat apa. Bisa memberikan apa. Seberapa besar manfaat dirinya. Dan seterusnya.

Ketiga, kiprah dan kontribusi. Menurut saya inilah yang harus menjadi titik beratnya agar kita tidak terjebak pada dekotomi tamatan luar dan dalam negeri. Kualitas kita (terutama dosen) tidak semata ditentukan oleh tamatan mana, tapi lebih kepada bisa berkontribusi apa. Masing-masing kita harus terus berlomba-lomba memperbesar kontribusi untuk kemaslahatan ummat manusia di muka bumi ini sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat).

Keempat, mempersoalkan (apa lagi dengan melakukan stereotyping) tamatan dalam dan luar negeri yakinlah tidak akan mendatangkan manfaat, boleh jadi akan menimbulkan kemudharatan. Persoalan kuliah di dalam dan di luar negeri itu hanyalah semata kesempatan yang Allah berikan (tanpa mengabaikan segala usaha dan perjuangan yang dilakukan). Ada orang yang Allah izinkan menuntut ilmu di luar, ada pula yang menurut Allah di dalam negeri lebih baik baginya.

Akhirnya, yakinlah bahwa setiap jengkal permukaan bumi Allah ini adalah tempat terbaik untuk berbuat kebaikan termasuk dalam hal menuntut ilmu. Jika begitu, di dalam dan di luar negeri itu sama saja selagi bisa berkontribusi dalam kebaikan dan tidak ada yang boleh merasa lebih (juga merasa rendah) dari yang lainnya. Ukurannya cuma satu, seberapa besar kontribusinya dalam kebaikan. Semoga! (***)

Tags: bahren nurdin
Previous Post

PEN Jangan Terjebak Program Sektoral

Next Post

PKT Olah 650 Kilogram Limbah Plastik jadi Bahan Aspal Jalan

Next Post
Pupuk Kaltim mengaplikasikan Green Asphalt untuk perawatan jalan di area perusahaan. Foto: Dok  PKT

PKT Olah 650 Kilogram Limbah Plastik jadi Bahan Aspal Jalan

Mudik Lebaran, Layanan Peserta JKN-KIS Dijamin Aman

Buka Bersama DPD KNPI Tebo Sekaligus Santunan Anak Yatim dan Dhuafa. Foto: MSC

KNPI Tebo Santuni Anak Yatim dan Dhuafa

Ketua DPW PPP Provinsi Jambi Saat Menutup Pensi Ramadhan PPP sekaligus menyantuni anak yatim. Foto: Ist

Pensi Ramadhan PPP Jambi Berakhir, Fadhil Arief: Kaum Millenial Harus Gaul, Namun Agama Tetap Nomor Satu

Halal Bihalal & Mudik Package, Promo Eksklusif Rumah Kito Resort Hotel Jambi By Waringin Hospitality Menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah

Discussion about this post

Iklan

Kalender

October 2025
SMTWTFS
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031 
« Sep    
Bacaan Online Negeri Jambi

© 2021 PT Limo Konco Mandiri - Jalan Kapten Pattimura No 67, Telanaipura. Developed by Ara.

  • Jambiday
  • Disclaimer
  • Pedoman
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Perlindungan

Media Sosial

No Result
View All Result
  • INTERNASIONAL
  • NASIONAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • JAMBI
    • KERINCI
    • MERANGIN
    • MUAROJAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • EKBIS
  • KESEHATAN
    • COVID-19
  • KHAZANAH
    • BUDAYA
    • RELIGI
    • SELOKO
  • KRIMINAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • ORGANISASI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
    • PEMKAB
    • PEMKOT
    • PEMPROV
  • PEMILU
    • BAWASLU
    • KPU
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
    • CALEG
    • PARTAI POLITIK