KOTA JAMBI – Anggota DPRD Kota Jambi, Kemas Faried Alfarelly berikan interupsi usai gelaran Paripurna yang beragendakan Jawaban Eksekutif terhadap Pandangan umum fraksi terkait Rancangan APBD-P tahun 2021.
Jaringan gas (jargas) di Kota Jambi, hingga kini masih menjadi persoalan serius. Dari 13 ribu sambungan, ribuan di antaranya belum dialiri gas. Padahal, pipa jaringan sudah terpasang di beberapa rumah warga.
Mengingat BUMD Siginjai Sakti milik Pemkot Jambi telah dibentuk, Faried menanyakan apakah ke depannya jargas ini menjadi skala prirotas utama Pemkot Jambi guna juga menyumbang PAD tahun 2022 atau ada langkah lain terkait solusinya.
Kata dia, dari belasan ribu Jargas di Kota Jambi, hanya sekitar 7 ribu jargas saja yang menyentuh dan bisa dimanfaatkan. “Malah lucunya, jargas ini ada yang hanya bisa digunakan di atas jam 12.00 dan tarif tidak standar. Makanya saya pertanyakan itu, untuk disampaikan ke pusat,” kata Faried.
Lanjutnya, berkaca dari persoalan di masyarakat bahwa, jargas di Kota Jambi belum optimal dan bukan menjadi solusi yang baik bagi kebutuhan UMKM di masyarakat level terendah terkait dengan gas. “Tapi ternyata menjadi persoalan baru bagi masyarakat. Makanya kita pertanyakan,” terang Faried.
Termasuk rencana pengambil alihan pengelolaan Jargas oleh Pertagas dengan BUMD Provinsi Jambi, PT Jambi Indonesia Internasional (JII) haruslah dipikirkan secara matang.
“Kita lihat pak Wali masih berupaya dengan Kementerian. Karena memang, JII sebagai operatornya harus diambil alih dulu. Kalau tidak diambil alih, percuma. Sama saja PAD nya tidak masuk ke Kota Jambi,” tukasnya.(adv)
Discussion about this post