Jambiday.com, JAMBI- Pada tahun 2025, Provinsi Jambi menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan beras penduduknya. Dengan asumsi konsumsi beras per kapita sebesar 97 kg per tahun, kebutuhan total beras diperkirakan mencapai lebih dari 350 ribu ton per tahun. (sumber BPS)
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan produksi padi lahan kering (padi gogo) seluas 78.000 hektare pada tahun 2025. Potensi pengembangan padi gogo di Jambi sangat besar karena masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Selain itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum berupaya memperluas jaringan irigasi di lahan pertanian melalui pembangunan dan rehabilitasi di berbagai daerah, termasuk Jambi, untuk mencapai swasembada beras pada 2025.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan produksi beras di Provinsi Jambi dapat meningkat dan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga ketahanan pangan di wilayah ini dapat terjaga dengan baik sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo.
Dikatakan oleh Waka I DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, dirinya mendukungan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan mencapai swasembada pangan. Namun, Ivan menekankan bahwa keberhasilan program tersebut harus didukung oleh perbaikan infrastruktur pertanian yang memadai. Data pertahun 2022, kondisi capaian kewenangan irigasi dan rawa di Provinsi Jambi dinilai belum memadai. Dari 11 Kabupaten dan kota terdapat 14 daerah irigasi dengan luasan sekitar 19.068 hektar. Dengan kondisi baik sekitar 13.704 hektar, rusak ringan 1.420, rusak sedang 2.944 hektar. Dan luasan tersebut dinilai belum berbanding lurus dengan keterbutuhan sawah terhadap air untuk masa tanam.

‘’Infrastruktur pertanian yang baik, seperti jaringan irigasi yang efisien dan akses jalan yang memadai, sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, upaya mencapai swasembada pangan akan menghadapi berbagai kendala. Karena apa? Irigasi ada perairan ada, sehingga petani hanya mengoptimalkan fungsi nya saja. Dengan adanya optimalisasi lahan meningkatkan kedaulatan pangan. Seperti apa bentuk dukungan untuk ketahanan pangannya? Contoh: Bulog menyediakan harga gabah Rp 6500 artinya masuk harganya di petani. Namun jika sarana dan akses mengangkut hasil tanam susah, sama juga bohong. Semua infrastruktur penunjang harus ditingkan, sehingga petani Sejahtera,’’ tegas Ivan, via panggilan WhatsApp, Rabu (19/02/25).
Ivan juga mengapresiasi langkah pemerintah pusat yang menangguhkan pembangunan infrastruktur baru berskala besar dan fokus pada optimalisasi infrastruktur yang sudah ada. Termasuk revitalisasi sistem irigasi dan perbaikan tata kelola infrastruktur air seperti bendung dan bendungan.
Sebagai informasi, program Asta Cita yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto mencakup tujuh prioritas pembangunan nasional, salah satunya adalah mencapai swasembada pangan, air, dan energi. Untuk mendukung program tersebut, berbagai pihak di daerah, termasuk pemerintah daerah dan instansi terkait, diharapkan dapat bekerja sama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian.
Ivan berharap dengan adanya perbaikan infrastruktur pertanian, target swasembada pangan dapat tercapai, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. (OYI)
Discussion about this post